Senin, 19 September 2011

Kesehatan tanpa Kimia Bab I

“Horeee… Aku menaaang…!”. Kata anak kecil dengan riangnya.

“Yes! Aku berhasil… Gini lho jadi orang itu… dapat ranking satu di sekolah…”. Kata seorang anak kepada dirinya.

“Subhanalloh… kuat sekali orang ini, sampai-sampai gigipun dia gunakan untuk menarik truk!!”. Kata seorang Ibu dengan terkagum-kagum.

3 contoh itu ajalah udah cukup…

Apa se yang ingin saya “beritai” kepada mas bru dan mbak sis?

Apa ya?....

Di sini saya ingin memberikan beberapa atau se”klumit” informasi tentang suatu hal mengenai kesehatan tanpa menggunakan obat-obatan kimia. Memang mas bru dan mbak sis bisa membeli buku lengkap kesehatan alami, atau search di google tentang kesehatan alami. Tapi juga gak ada salahnya kalau saya memberikan informasi buagus buat mas baru dan mbak sis semuanya. Yuk kita simak yang satu ini.

Tahukah kalian daun Jarak? Orang Jawa lebih mengenal dengan nama “godong buto”. Daun jarak ternyata memiliki khasiat untuk mengurangi kembung-kembung perut kita. Caranya ada banyak… ambil daun jarak lalu pilin-pilin dengan tangan sampai keluar getahnya, tapi jangan sampai banyak-banyak, cukup sekedar memancing getahnya keluar. Lalu tempelkan di mana…? Ya jelas di perut. Kalau di gigi berarti anda lagi sakit panu.

?????

Lalu bisa jadi dipanasi saja sampai daun tersebut menjadi hijau gelap, kemudian tempelkan di perut. Cara memanasi bisa jadi menggunakan api lilin, atau dengan air panas, atau dengan piring panas, atau bisa jadi dengan Loop – jika sabar.

Kemudian satu lagi dari sumber yang sudah tau khasiatnya, daun Sabrang…?

Ada yang tau apa itu daun sabrang??? Itu kata orang Jawa, kalau kata orang Indonesia daun cabai rawit. Daun ini ternyata berkhasiat untuk mata. Nah caranya bagaimana, begini,,

Ambil buah cabai dan daunnya. Kunyah buah cabai sampai lembut, lalu keluarkan. Kemudian kunyah juga daun cabai, bersamaan kunyahan buah cabai tersebut tempelkan di mata. Yang jelas hasilnya, mulut dan mata anda akan panas.

Hehehehe…. Maaf tulisan yang diwarna merah ini hanya orang gila yang nulis…

Yang benar adalah kunyah daun cabai rawit lalu tempelkan di pelipis mata kita. Maka, yang namanya mata kecapekan, mata layu, mata sakit habis begadang lama. Tempelkan saja kunyahan daun cabai rawit. Insya Alloh sembuh…

Ada lagi nie, kita bersyukur dari dulu garam rasanya asin, brambang (bawang merah) rasanya pedas “tranyas”, lalu yang namanya jeruk purut itu kuecutnya bukan main. Pertanyaannya, kalau sudah tau rasanya macam benda itu lalu untuk apa? Pertanyaan bagus.

Jawabnnya pasti bukan untuk diminum, dan yang jelas lagi bukan untuk obat tetes mata. Apalagi untuk obat kumur, buat “ngilangin” bau sedap. Yang benar adalah 3 macam bahan tadi ditumbuk atau diulek atau dihancurkan – jika masih g paham, gak usah baca – kemudian dioleskan ke bagian-bagian tubuh seperti betis, paha, lengan, kening, dada dan perut. Tujuannya apa?

Jawabannya… untuk penurun panas. Jawaban ini benar. Karena waktu saya kecil menggunakan 3 bahan dapur ini untuk menurunkan panas saya. Maklum dulu masih kecil selalu main dipanasan, jadi kalo pulang rumah tubuh jadi panas.

Nggak se… maaf ngelantur lagi… yang betul tu ketika tubuh kita panas Karena demam, maka obat tradisional yang bisa digunakan adalah seperti ini. Bawang merah + jeruk purut + garam dihancurkan jadi satu lalu dioleskan.

Yang selanjutnya…

Ada yang tau merang itu apa? Ada yang tau…?

Berarti mau tau jawabanya… mau tau? – kita nantikan dulu setelah lewat yang satu ini – JAMA’AAAH….. woooi!!! OOO JAMA’AH… Wooi…

ALAHAMDU! LILLAAAH…. (kalo yang nonton ini ngatain seru, berarti nganggap OVJ dah g lucu lagi).

OK… merang merupakan bagian anatomi tubuh tanaman padi. Merang itu letaknya pada tempat keluarnya bulir padi. Jadi kalau ada yang melihat bulir padi, berarti gagang penyangga bulir padi itulah yang dinamakan merang. Beda sama akar padi, kalau akar padi berada di dalam tanah… ada yang menanyakan akar tadi…? OK… kalau g ada berarti g perlu ya di jawab. Lanjut!

Jadi, merang itu digunakan untuk keramas, bahan yang digunakan untuk keramas oleh orang-orang jaman doeloe. Caranya bagaimana. Caranya merang itu dibakar… setelah dibakar jadi apa ya? Tolong dibantu ya?

Sim salabim jadi apaa prok prok prok!!

Jadi abu pemirsa… lha. Abunya itulah yang dicampur dengan air kemudian disaring airnya. Lalu air saringan tersebut digunakan untuk keramas. Dengan cara air tersebut sedikit demi sedikit di siram ke rambut, lalu di “ucek-ucek” dengan tangan sampai berbusa.

Dan air ini boleh juga bagi kalian semua yang ingin berbusa mulutnya, tinggal air masukkan ke mulut lalu kumur-kumur. Kurang lebih 10 detik mulutmu akan membusa. Gak percaya? Coba aja…

Abu merang ini sudah digunakan oleh moyang kita bangsa Indonesia, untuk menghitamkan rambut dan mempertebal helai-helai rambut. Makanya, rambut orang dulu lebih lembut dan tebal daripada orang sekarang, karena yang mereka gunakan untuk keramas adalah bahan alami, natural.

Cukup itu aja… sekian semoga bermanfaat.

Maaf kalau ada salah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru Kami

BELAJAR HURUF HIJAIYAH UNTUK SANTRI PRA JILID METODE UMMI DENGAN GAMBAR ; ukuran kertas (40x60) cm

 Semoga bermanfaat, silahkan dikopas sesuai keinginan saudara-saudara semuanya.

Postingan Terdahulu Kami