Rabu, 31 Agustus 2011

SEJARAH PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TANAMAN EPISODE 2

Bagaimana kisah yang kemarin? Menarik bukan…?

Pastilah jawabannya bukan..

Saya lanjutkan.

Di tahun selanjutnya di tiap-tiap Negara di Eropa kebanyakan, telah terjangkiti jamur yang menjangkiti tanaman secara meluas, yang bernama Phytophthpra infestans. Penyakit seperti ini melanda di Negara irlandia, Inggris, Belgia dan beberapa yang lainnya juga ikut-ikutan terserang. Maka di tahun-tahun tersebut merupakan tahun krisis pangan di Negara-negara tersebut.

Di tahun-tahun berikutnya, muncullah serangkaian penemuan terbaru mengenai cara penanganan hama yang menyerang tanaman budidaya. Penemuan tersebut masih tergolong ranah organic. Serangan ulat Gipsi Lymantria dari ordo Lepidoptera menyerang habis-habisan di lahan perancis kala itu. Akan tetapi tak lama kemudian muncullah titik terang yang menjadikan nafas pertanian di daerah Eropa sedikit lega. Seorang professor bernama Boisgiraud telah menemukan kumbang predator untuk dihadiahkan pada ulat Gipsi, yang mana kumbang predator ini tidak memakan tanaman budidaya, tapi memangsa ulat Gipsi. Beliau telah sedikit berjasa dari penemuannya ini. Maka, daerah perancis mulailah membudidayakan kumbang yang bernama Calosoma sycophanta ini.

Perancis merupakan wilayah sentra pemroduksi anggur secara besar. Ekspor besar-besaran untuk bahan baku beer atau telah menjadi beer, disitulah pusatnya. Perancispun waktu itu tidak hanya mengembangkan pembenihan sendiri, akan tetapi juag mengimpor benih anggur dari Amerika. Benih anggur dari Amerika kemungkinan memiliki hasil yang memuaskan, oleh karena itu Perancis siap memboyong benih tersebut untuk ditanam di tanah Perancis.

Namun angan-angan tidak sesuai dengan kenyataan. Bukti di lapang telag terlihat adanya ledakan pertumbuhan ulat yang notabene adalah endemic hama dari Amerika. Ulat tersebut bernama Viteus vitifoliae, ulat inilah hama utama dari benih yang diimpor dari Amerika sana. Lalu perancispun mengimpor pula predator yang digunakan untuk menanggulangi ulat Viteus, yaitu tungau Tyroglyphus phylloxerae. Tungau ini bertugas untuk menyerang ulat Viteus. Akan tetapi hasil waktu di lapangan kurang memuaskan.

Lalu pada tahun 1878 sampai 1890 muncullah cara untuk membunuh ulat Viteus, yaitu dengan mencampur bubur bordo dan batang bawah tumbuhan bordo. Tidak hanya untuk menanggulangi ulat Vitesu saja, tapi juga menahan angka pertumbuhan embun tepung pada tanaman jeruk.

Di akhir tahun 1880, muncullah alat terbaru yang digunakan untuk menyemprot bahan cair, yang sekarang ini lebih dikenal dengan sprayer, atau kompresan. Alat semprot ini bertujuan untuk membantu petani menyemprot tanamannya dengan pestisida organic ataupun anorganik.

Nah… dari tahun-tahun ini sampai 5 tahun ke depannya, sebenarnya petani-petani di daerah Eropa dan Amerika masih mempercayakan benda organic untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Hanya saja waktu berlalu karena dikejar oleh target keuntungan, maka dibutuhkan yang namanya bahan yang lebih eonomis dan lebih cepat untuk membantu para petani dalam penanganan hama dan penyakit. Muncullah pestisida kimia yang sampai sekarang ini sulit sekali dihilangkan. Karena telah terpatri dalam diri petani, kalau tidak menggunakan kemiawi, hama akan membludak dan petani lebih mempercayakan tanamannya dengan tugas pestisida kimia daripada yang organic.

Sekian dulu ya… dikit-dikit saja, tapi memuaskan. Biar tidak terlalu banyak bacaannya dan sedikit-sedikit tapi lebih bisa diingat , itu lebih baik daripada banyak tapi gampang lupa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru Kami

BELAJAR HURUF HIJAIYAH UNTUK SANTRI PRA JILID METODE UMMI DENGAN GAMBAR ; ukuran kertas (40x60) cm

 Semoga bermanfaat, silahkan dikopas sesuai keinginan saudara-saudara semuanya.

Postingan Terdahulu Kami